Penderita gizi buruk di Indonesia semakin meningkat namun pemerintah hanya “tutup mata”. Gizi buruk disebabkan karena balita tidak mengkonsumsi makanan yang bergizi. Padahal pada usia balita, manusia sangat memerlukan makanan yang bergizi agar organ-organ penting dalam tubuh dapat bertumbuh dengan baik. Salah satu organ yang berkembang pesat pada usia balita adalah otak. Perkembangan otak balita harus ditopang dengan asupan gizi yang baik, jika tidak maka perkembangan otak balita akan terganggu.
Perkembangan otak balita sangat penting karena otak akan sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kekreatifan balita jika bertambahnya umur balita. Namun sayang, banyak balita yang tidak mendapat asupan gizi yang baik pada usianya. Hal ini terjadi karena masalah ekonomi yang dihadapi keluarga. Orang tua tidak mampu memberikan makanan yang dibutuhkan oleh balita, sehingga bayi menderita gizi buruk.
Orang tua penderita gizi buruk mengaku bahwa mereka sebenarnya ingin memberikan makanan yang bergizi yang pantas, namun mereka tidak mampu membeli makanan tersebut karena terlalu mahal, gaji mereka juga sangat sedikit.
Seharusnya pemerintah turun tangan dengan tidak hanya membantu penanganan penyakit gizi buruk tapi juga dengan menaikkan gaji buruh yang selama ini terabaikan. Jika selama ini pemerintah hanya membantu dengan cara memberi bantuan material, sekarang pemerintah harus menyelesaikan dasar terjadinya masalah ini, yaitu sedikitnya gaji buruh. Pemerintah harus menaikkan gaji buruh, karena merekalah yang bekerja lebih keras daripada pejabat berdasi yang hanya menerima jadi saja!
Dari sekian banyak sumber yang saya ketahui, kebanyakan hanya pejabat dan bos-bos saja yang menerima kenaikkan gaji, tapi bawahannya tidak. Sekarang sudah seharusnya pemerintah sadar bahwa masalah gizi buruk berakar dari masalah gaji yang kecil.
Minggu, 09 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar